Metode Restrukturisasi untuk Penyelesaian Kredit Macet Berdasarkan PSAK 55 pada KSP Kusuma Artha Lestari

Abstract

This study aimed to determine the factors of the bad credit, the effects of restructuring methods in handling the bad credit, and the accounting treatment of receivables based on PSAK 55 at Kusuma Artha Lestari Savings and Loan Cooperative. This research was a descriptive qualitative study. The data collection methods used were interviews and documentation. Based on the results of the study, it was found that the bad credit resulted from both internal and external factors within the cooperative. The restructuring methods implemented by the cooperative were included on rescheduling and reconditioning. However, the cooperative had not yet applied the treatment of receivables based on PSAK 55. From these findings, it can be concluded that the cooperative must improve its internal management and conduct in-depth research on prospective creditors to prevent the bad credit. Additionally, the cooperative should start applying PSAK 55 in the recognition, measurement, presentation, and disclosure of receivables. This would help in estimating receivable losses at the beginning of a loan application, thereby maintaining cooperative liquidity.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya kredit macet, pengaruh metode restrukturisasi dalam penanganan kredit macet, serta perlakuan akuntansi piutang berdasarkan PSAK 55 pada Koperasi Simpan Pinjam Kusuma Artha Lestari. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa faktor terjadinya kredit macet dikarenakan faktor internal dan eksternal koperasi. Metode restrukturisasi yang dilaksanakan oleh koperasi adalah penjadwalan kembali dan persyaratan ulang. Dan koperasi belum melaksanakan perlakuan piutang berdasarkan PSAK 55. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa koperasi harus mulai memperbaiki internal manajemen dan melakukan riset mendalam calon debitur untuk pencegahan kredit macet. Koperasi juga bisa memulai menerapkan PSAK 55 dalam pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan piutang dengan tujuan mengestimasi kerugian piutang diawal adanya pengajuan pinjaman untuk menjaga likuiditas koperasi.